matahari
Sekarang matahari sedang menuju ke puncak aktivitasnya yang berlangsung pada tahun 2012. Banyak peneliti yang meramalkan bahwa puncak siklus aktivitas matahari ini akan lebih dahsyat daripada yang berlangsung pada siklus sebelumnya pada tahun 2002-2003.
Hal ini menjadi semakin menarik ketika ada yang mencoba mengkaitkannya dengan skenario yang diusulkan para ahli arkeologi yang menyatakan bahwa bangsa Maya dari Amerika Tengah akan mengalami kiamat pada tahun 2012, persisnya pada tanggal 21 Desember karena kalender bangsa Maya akan berakhir pada tanggal tersebut. Muncullah spekulasi bahwa tahun 2012 adalah sebuah tahun yang sangat mengerikan, karena mungkin akan terjadi kiamat karena ada ramalan dari selesainya kalender Maya pada tahun 2012, serta akan berlangsungnya puncak aktivitas matahari pada tahun yang sama.
Selain itu, ada beberapa peristiwa lain yang diduga akan terjadi pada tahun 2012 itu yang terkait dengan puncak aktivitas matahari, yaitu terjadinya flare (ledakan di matahari) yang dahsyat, yang bisa lebih dahsyat daripada yang berlangsung pada tahun 2003 yang lalu (Halloween Flare), pelontaran massa korona matahari (coromal mass ejection), serta pembalikan medan magnet bumi.
Secara sepintas tampaknya argumen itu masuk akal, apalagi bila dilihat dari kecenderungannya, siklus aktivitas matahari akan mencapai puncaknya pada tahun 2012. Sensasi tentang hal ini semakin besar ketika kalender Maya masuk meramaikan suasana. Berbeda dengan kalender Gregorian yang kita pakai yang hanya menjadi petanda waktu saja, maka kalender Maya ini merupakan kalender yang menjadi pedoman bangsa Maya dalam segala aspek kehidupan. Kalender ini sudah berumur ribuan tahun, dan setelah dipelajari para ahli, ia akan mengakhiri tarikhnya pada tahun 2012 mendatang. Inilah yang memicu beberapa orang untuk membuat spekulasi tentang adanya akhir dunia atau kiamat. Akan tetapi, apakah memang demikian?
maya
Untuk itu kita perlu tinjau terlebih dahulu perilaku matahari kita. Matahari adalah sebuah bintang yang secara terus menerus memancarkan radiasi dalam panjang gelombang elektromagnetik dan partikel ke segala arah, dan radiasi ini juga mencapai bumi. Radiasi itulah yang memungkinkan kehidupan di bumi bisa berkembang. Selain itu, walaupun tampaknya diam saja, ia memiliki aktivitas yang tampak berubah-ubah secara siklis dengan periode siklus sebesar kurang lebih 11 tahun. Siklus ini terkait dengan rotasi matahari di mana garis-garis gaya medan magnet matahari yang ikut terserat oleh rotasi tersebut akan menjadi semakin kusut dan membangkitkan medan-medan lokal yang kuat. Medan-medan lokal ini kemudian memunculkan daerah-daerah aktif dengan intensitas medan magnet yang jauh lebih kuat daripada daerah matahari sekitarnya. Daerah-daerah di sekitar daerah aktif inilah yang kemudian memnunculkan berbagai gejala seperti flare, pelontaran massa korona, dan prominensa.
Proses ledakan flare terjadi ketika terjadi rekoneksi medan magnet pada daerah aktif tersebut, dan energi yang dipancarkan pada peristiwa flare ini berkisar dari yang paling kecil di mana flare ini muncul bentuk nano flare sampai yang terbesar dalam bentuk flare sinar-X di mana flare ini bisa memancarkan radiasi yang sangat kuat dan kadang-kadang bisa memberikan pengaruh di daerah sekitar bumi. Flare ini terjadi di daerah korona bawah, dekat dengan permukaan matahari. Karena yang dipancarkan adalah partikel-partikel bermuatan, maka partikel-partikel ini akan bergerak sepanjang garis-garis gaya medan magnet dan bergerak di ruang antar planet sampai ke jarak yang cukup jauh, tergantung pada energi awal yang dimilikinya.
Pada peristiwa flare yang energinya paling besar, yaitu flare sinar-X, radiasi yang dipancarkannya bisa mendapat bumi dalam waktu 8 menit dan radiasi sinar-X ini berinteraksi dengan partikel-partikel di atmosfer atas dan bisa mengakibatkan adanya gangguan komunikasi radio.
Di samping adanya gejala flare, gejala lainnya adalah peristiwa lontaran massa korona yang walaupun tidak menghasilkan partikel yang bergerak dengan kecepatan tinggi, peristiwa ini bisa memberikan pengaruh yang cukup besar pada lingkungan bumi. Partikel-partikel yang dipecahkan oleh peristiwa lontaran massa korona ini bisa memiliki kecepatan sekitar 3,2 juta kilometer per detik sehingga dalam waktu beberapa jam setelah peristiwa lontaran massa korona ini, partikel-partikel yang dipancarkannya bisa mencapai bumi. Meskipun demikian, pengaruh yang diberikan oleh peristiwa lontaran massa korona pada bumi tergantung pada beberapa faktor, terutama pada bagaimana konfigurasi medan magnet ruang antar planet dan medan magnet bumi. Jika garis-garis gaya medan magnet ruang antar planet searah dengan garis-garis gaya medan magnet bumi maka lontaran massa korona ini akan ditolak oleh medan magnet yang menyelubungi bumi sehingga magnetosfer bumi sedikit termampatkan. Akan tetapi, jika arah medan magnet di ruang antar planet berlawanan dengan arah medan magnet bumi, maka bisa terjadi rekoneksi magnet pada daerah magnetosfer yang mengarah ke matahari. Dalam keadaan ini medan magnet ruang antar planet akan bergabung dengan medan magnet bumi dan pada saat ini partikel-partikel bermuatan bisa masuk ke atmosfer bumi dan menghasilkan gejala yang menarik di angkasa, yaitu aurora. Kadang-kadang bsa terjadi gangguan pada satelit yang mengorbit bumi karena partikel-partikel bermuatan listrik ini bisa merusak rangkaian listrik yang terdapat di satelit-satelit tersebut. Masalah lain yang bisa ditemui satelit-satelit tersebut adalah terjadinya pengembangan atmosfer sehingga mencapai orbit Saturnus-satelit tersebut dan bisa mengakibatkan perlambatan gerak satelit tersebut sehingga umur Saturnus-satelit tersebut bisa menjadi semakin pendek karena perlambatanini menurunkan ketinggian satelit-satelit tersebut.
Di sini muncul satu pertanyaan, apakah ledakan flare yang berlangsung di matahari bisa mengakibatkan bencana bagi manusia yang bisa disetarakan dengan adanya kiamat seperti yang menjadi bahan spekulasi orang-orang yang mengkaitkannya dengan berhentinya kalender Maya pada tahun 2012? Di sini kita bsia mengatakan dengan yakin bahwa hal yang ditakutkan seperti di atas tidak akan terjadi.
Matahari adalah sebuah bintang yang stabil, ia sudah bersinar selama lebih dari 4 miliar tahun dan kita bisa mengatakan dengan yakin bahwa kestabilan ini akan bertahan tereus sampai beberapa miliar tahun mendatang, sebelum ia mengembang menjadi bintang raksasa merah dan kemudian meledak menjadi nova dan selanjutnya menjadi bintang katai putih.
Sebenarnya yang lebih patut kita khawatirkan bukanlah kematian cepat yang datang dari matahari melainkan kematian lambat-lambat yang kita buat sendiri akibat polusi, peledakan penduduk, peperangan antar warga bumi, karena ini lebih nyata daripada kmt akibat pancaran radiasi yang datang dari matahari.
Lalu kenapa manusia lebih tertarik pada skenario-skenario yang tidak pasti seperti kiamat yang datang dari matahari daripada skenario yang lebih pasti karena ulah manusia sendiri? Ini mungkin karena skenario kiamat itu lebih dramatis dibandingkan dengan skenario kematian lambat karena kita sudah terbiasa dengan itu.
sumber : http://www.dirgantara-lapan.or.id/index.php?nama=isi_kegiatan&opt=11&opt1=35